Before Read please Read it
Kyuhyun as Main Character
Dont Like Character? Please Go Back.
.
.
.
Dont Like Character? Please Go Back.
.
.
.
Rambut hitammu yang menari bersamaan dengan langkahmu, mata
hitammu yang menatap dunia dengan polosnya, dan bibirmu yang terus
melengkungkan senyum memukau ketika kau bercanda dengan temanmu.
BLUE
DAFFODIL
Han
Rae
Mianhae...
Warning :: Typo (s), Pointless, Minim description,
Ga-Je.
Rate :: T
Cho Kyuhyun milik GOD, Their Parents, SM Ent, Super Junior, Sparkyu, dan You
Dont Like Dont Read
Please press
back button...
Flame
Allowed* but with solution too...
Jika kalian merasa ini adalah JUNK fic / Tidak
pantas, dengan lapang dada saya akan menghapusnya...
Review Please...
.
Now Playing;
Man In Love (Korean Ver) & Man In Love
(Japanese Ver) – Infinite || Destiny - Infinite
.
Man In
Love
.
“I’M GOING CRAZZZYYY!!!!”
Namja tampan itu memekik keras
sembari memeras rambut ikalnya. Ia menggigit pensil di tangannya sembari
menatap lembar buku sketsa di tangannya.
“Lagi-lagi kau menggambarnya, Kyu.”
Namja berambut
ikal itu menatap ke arah seorang namja
yang kini tengah menatapnya geli. Namja
ikal itu mengerucutkan bibirnya kesal.
“Dia terlalu sempurna, Min.”
Shim Changmin—namja
yang menatap geli namja ikal itu,
tertawa geli lalu menempeleng kepala namja
ikal di hadapannya itu.
“Oh, c’mon. Cho Kyuhyun si pangeran yang di puji seluruh yeoja di SM High School ternyata jatuh
terperangkap dengan pesona yeoja
biasa~”
Cho Kyuhyun—namja
ikal itu, mendelik menatap Changmin kesal lalu balik menempeleng kepala
Changmin.
“Aku tak terima di komentari oleh namja yang hanya mencintai makanan!”
“Makanan berbeda dengan yeoja
itu, babo!” Changmin menatap garang
Kyuhyun.
“Tentu saja beda! Pokoknya, aku yang mencintai yeoja ini lebih baik daripada kau yang
mencintai makanan bodoh itu!”
“Yak! Jangan mengejek makanan!”
“Kau duluan sih yang mulai!”
“Apa mak—“ ucapan Changmin terpotong ketika sepasang tangan
mendorong wajahnya dan wajah Kyuhyun menjauh. Dua namja berpredikat evil
itu mendelik menatap ke seorang namja
yang menatap mereka malas.
“Kalian mengganggu waktu pagiku yang tenang,” desis namja itu kesal.
“Jangan salahkan aku! Salahkan Changmin tuh!” Kyuhyun
mendelik menatap Changmin di sampingnya.
“Yak! Apa maksudmu menyalah-nyalahkan aku!?”
“Haish! Berhenti!” Choi Minho—namja itu melempar death
glare ke arah ke dua namja yang kini
mengalihkan pandangan dari satu sama lain. Ia menghela nafas dalam
dan—lagi-lagi, mencoba memaklumi prilaku dua sahabatnya itu.
“Sudah tahu tidak akan ada gunanya mengomentari mereka
berdua, kenapa kau terus membuang waktumu untuk menegur mereka ‘sih?”
Minho menatap seorang namja
yang menatapnya tak habis pikir. Minho menghela nafas panjang, “Entahlah, Hyun-ah. Aku juga tak mengerti. Mulutku
seolah bergerak sendiri tiap kali dua makhluk ini beradu mulut.”
Lee Jonghyun—namja
itu tertawa geli, Ia merangkul pundak Minho lalu menatap Kyuhyun.
“KyuHyun-ah,
sampai kapan kau mau menjadi secret
admire yeoja itu?” tanya Jonghyun
penasaran.
Kyuhyun menatap Jonghyun lemas, “Mollayo~,” lirihnya sembari menggigiti pensil di tangannya.
“Kenapa kau tidak coba dekati dia?” Kini giliran Minho yang
bertanya. Kyuhyun menghela nafas berat lalu menutup wajahnya.
“Kalau bisa, aku pun mau mendekatinya. Tapi... aku terlalu
malu. Aku tak bisa melihatnyaaaa~”
“Kau seperti yeoja,
Kyu.” Kyuhyun mendelik ke arah Changmin yang menatapnya geli, “BERISIK! Aku
tidak terima di komentari olehmu!”
Changmin hampir saja ingin kembali memulai adu mulut dengan
Kyuhyun kalau saja Minho tidak terlebih dahulu melemparkan death glare ke arahnya. Changmin mengerucutkan bibirnya kesal.
“Aku iri dengan Ryeowook-ie
yang bisa sekelas dengannya,” ucap Kyuhyun lemas.
“Kenapa kau tidak meminta bantuan saja pada Ryeowook-ie untuk bisa mendekatinya?” ucap
Changmin malas sembari membuka bungkusan keripik kentangnya.
Kyuhyun, Minho dan Jonghyun menatap Changmin tak percaya.
Changmin menyerit heran melihat reaksi ketiga temannya itu.
“Tumben kau pintar, Min,” ceplos Jonghyun tak percaya.
“Sudah sejak lahir kali aku pintar,” keki Changmin tak
terima.
“Kalian semua harus membantuku!” Kyuhyun menatap tiga
temannya memaksa.
“Tidak ah. Malas,” Minho menjawab cepat, Kyuhyun menatap
kesal Minho.
“Jika ini berhasil aku akan mentraktir uang makan kalian
selama seminggu!”
Changmin menatap Kyuhyun berbunga-bunga. Ia langsung memeluk
Kyuhyun, “KAMI PASTI AKAN MEMBANTUMU~,” ucapnya ceria.
“Hey, aku kan ti—” Minho menghentikan ucapannya ketika
Changmin menatap Minho tajam. Minho menghela nafas berat, menghambat nafsu
Changmin tentang makanan sama saja cari mati bagi Minho.
“Baiklah aku ikut.”
Kyuhyun tersenyum senang ketika Minho menyetujuinya tanpa
tahu kalau nasib isi dompetnya terancam oleh Changmin.
.
.
.
“He~? Kesukaannya?” namja
mungil bernama Kim Ryeowook itu menatap keempat namja yang sengaja datang ke rumahnya tak mengerti. Kyuhyun—yang
merupakan salah satu dari keempat namja
tersebut mengangguk cepat.
Ryeowook sedikit menyerit ketika menaruh makanan kecil ke
hadapan mereka. Changmin yang juga berada di antara ke empat namja tersebut langsung menyerbu makanan
di hadapannya tanpa di persilakan terlebih dahulu.
Minho dan Jonghyun yang sepertinya lebih tenang daripada dua
orang lainnya menghela nafas pelan.
“Di kelasmu ada seorang yeoja
yang jarang bicara ‘kan? Yang duduk di sebelah jendela itu lho.” Ryeowook
mengangguk pelan mengiakan ucapan Minho.
“Kyuhyun ingin mendekatinya.” Bola mata Ryeowook sedikit
membulat ketika mendengar ucapan Jonghyun.
Ryeowook menatap tak percaya ke arah Kyuhyun yang tengah
bersemu merah sembari menggaruk belakang kepalanya. Ryeowook menatap Jonghyun
dan Minho memastikan, “Yeoja
yang kalian maksud itu sekretaris
kelasku?”
“Humb! Eh! Hehoha hihu hang hi hahir huhun. (Hum! Ne! Yeoja itu yang di taksir Kyuhyun.)”
Changmin berucap dengan mulut yang penuh makanan.
“Aku tak menyangka kau bisa suka dengan yeoja seperti itu, Kyuhyun-ah,”
Ryeowook masih setia menatap heran Kyuhyun.
“Apa maksudmu?” jelas terasa nada tak terima dari ucapan
Kyuhyun itu. Ryeowook segera menggelengkan kepalanya.
“Ah, aku tidak menjelek-jelekan dia. Hanya saja... aku tak
menyangka. Kamu yang di incar oleh seluruh yeoja
yang penampilannya di atas rata-rata malah menyukai dia.”
Kyuhyun mendengus kesal. Ia menyilangkan tangannya sembari
bersandar pada sofa.
“Asal kalian tahu saja. Aku lebih dulu menyukainya daripada yeoja-yeoja itu menyukaiku.”
“Kenapa bisa seperti itu?” Kyuhyun menatap Jonghyun dengan
ekor matanya.
“Menurut kalian semenjak kapan aku menyukai dia?” tanya
Kyuhyun sembari menutup matanya.
“Semenjak kau melihat dia 3 bulan yang lalu,” tebak Minho.
Kyuhyun menggeleng.
“Semenjak dia ikut menyebarkan pamflet untuk acara kelas
semester lalu?” Kini giliran Jonghyun yang menebak. Kyuhyun menggeleng.
“Um. Semenjak kenaikan kelas saat kau main ke kelasku yang
baru dan melihatnya?” Ryeowook berucap ragu. Lagi, Kyuhyun menggeleng.
“Hemenhak hia heherihu hahanan?” Kyuhyun mendelik ke arah
Changmin yang sedang menatapnya tak niat sembari mengunyah makanan di mulutnya.
“Kunyah dulu makananmu! Aku tak mengerti apa yang kau
ucapkan, babo!” Kyuhyun berucap ketus
ke arah Changmin. Changmin hanya mengangkat pundaknya tak peduli lalu kembali
berkencan(?) dengan makanan di hadapannya.
“Lalu, semenjak kapan kau suka padanya?” Minho bertanya
penasaran. Kyuhyun menatapnya sejenak lalu mendengus pelan.
“Semenjak kita kelas 1. Tepatnya saat acara selamat datang.”
“Eh!? Kok bisa?” Jonghyun menatap Kyuhyun penasaran.
“Kau ingat tidak, saat acara selamat datang itu aku tak
datang?” tanya Kyuhyun yang di balas anggukan kepala oleh keempat namja yang lain.
“Saat itu aku tak sengaja bertemu—ah tidak, tepatnya aku tak
sengaja melihatnya.” Kyuhyun tertawa pelan ketika bayang-bayang masa lalunya
itu muncul.
“Saat itu dia panik karena dia telat acara pembukaan dan
mungkin saking paniknya Ia jadi tersasar. Kalian tahu, dia terus saja mengumpat
dan mendumal tapi Ia tidak berhenti mencari letak acaranya.”
Senyuman geli terlihat menghiasi wajahnya. “Tapi karena aku
kasihan padanya, aku melemparkan peta sekolah yang kebetulan ada di dalam tasku
ke arahnya. Ia tak mengerti dari mana peta itu berasal malah dengan bodohnya
berteriak, ‘Aku tidak tahu siapa kamu atau apa kamu. Tapi terima kasih
banyaaak’,” Kyuhyun mencoba menirukan suara yeoja
itu sembari terkikik pelan.
Kyuhyun tersenyum kecil lalu menghela nafas pelan, “Semenjak
itu aku tak bisa mengalihkan pandanganku dari sosoknya. Sampai akhirnya 4 bulan
yang lalu aku sadar kalau aku mencintainya.” Kyuhyun mengakhiri ceritanya
dengan tersenyum lembut sembari membayangkan sosok yeoja itu.
“Haish, kau sudah selama itu menyukainya tapi belum sempat
menyapanya sekalipun!?” Minho berucap tak percaya sembari menatap Kyuhyun tak
habis pikir.
“Aku saja akhir-akhir ini tak sanggup melihat wajahnya apa
lagi bertemu dengannya,” Kyuhyun berucap frustrasi.
“Kau benar-benar kelihatan bodoh saat jatuh cinta ne,” Jonghyun menatap Kyuhyun geli yang
hanya di balas tawa hambar dari Kyuhyun.
“Haeh, pantas saja aku merasa kau semakin gila akhir-akhir
ini. Ternyata karena kau lagi kasmaran toh, ckckck.” Changmin berucap pelan
sembari menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Kyuhyun hampir saja ingin
melempari Changmin dengan gelas di tangannya kalau saja Ryeowook tidak berucap,
“Sepertinya aku tahu apa yang disukainya.”
Kyuhyun menatap Ryeowook penuh harap. Ryeowook sejenak
berpikir lalu Ia tersenyum kecut, “Tapi aku tak yakin kau bisa memenuhi
kesukaannya.”
“Aku pasti bisa memenuhinya!” Kyuhyun berucap yakin sembari
mengepalkan tangannya. Ryeowook menatap ragu Kyuhyun lalu menghela nafas berat.
“Dia suka buku di deretan F4-A di perpustakaan sekolah,”
Wajah Kyuhyun sontak memucat, “P-perpustakaan?”
Ryeowook menghela nafas berat lalu mengangguk pelan, “Dia
sangat suka membaca,” jelas Ryeowook lemas.
Jonghyun dan Minho menatap Kyuhyun prihatin, berbeda jauh
dengan Changmin yang hampir menghamburkan isi mulutnya karena Ia tak bisa
menahan tawanya.
“Apa dia tak punya kesukaan yang lain?” tanya Kyuhyun harap,
Ryeowook tersenyum miris lalu menggeleng, “Hanya itu yang aku ketahui.”
Minho yang berada di samping Kyuhyun menepuk pundak Kyuhyun prihatin,
Jonghyun hanya bisa merasa kasihan ketika melihat wajah Kyuhyun yang pucat
pasi, sedangkan Changmin kini sedang sibuk mencari air karena Ia baru saja
tersedak makanan yang tadi Ia makan.
“Bisakah kalian membantuku mencarinya di perpustakaan
sekolah?”
.
.
.
Nafas Kyuhyun tersendat-sendat. Ia memeras seragam bagian
kerahnya. Ia dengan enggan menyeret kakinya mendekati tempat keramat baginya.
Tempat keramat yang menjadi rumah bagi kutu buku. Ya, Perpustakaan.
Kyuhyun dalam hati menyumpah serapahi keempat temannya yang
tak bisa menemaninya hari ini. Minho dan Jonghyun yang otaknya kebetulan(?)
pintar sedang sibuk dengan urusan olimpiade mereka, Ryeowook yang merupakan
anggota OSIS sedang sibuk dengan urusan OSISnya sedangkan Changmin beralasan
kalau Ia sedang kencan dan tak mau di ganggu—yang Kyuhyun yakin 100% kalau
pacar yang di maksud Changmin adalah para(?) makanan yang ada di kantin
sekolah.
“TEMAN TAK SETIA KAWAAAAN!!” Kyuhyun berteriak geram tanpa
peduli tatapan aneh yang dilemparkan oleh setiap siswa di sekitarnya.
Entah Ia harus merasa bahagia atau sedih ketika Ia melihat
pintu perpustakaan di hadapannya. Ia menarik nafas dalam dan sejenak terdiam
untuk menyiapkan mentalnya yang hampir goyah. Ia mengepalkan tangannya kuat
lalu mulai mendorong pintu perpustakaan perlahan.
Krieet...
Entah mengapa, suara derit pintu perpustakaan yang Ia buka
bagaikan melodi kematian bagi Kyuhyun. Kyuhyun menutup matanya kuat saat Ia
merasakan bau-bau menyengat(?) dari buku-buku tua yang ada di perpustakaan.
“Aku bisa mati di sini,” lirih Kyuhyun lemas sembari menutup
hidungnya. Ia terus saja mendumal sembari melangkahkan kakinya untuk mencari
letak deretan F4-A tanpa peduli pandangan heran dari seluruh siswa yang ada di
dalam perpustakaan ini.
Kyuhyun menatap tajam deretan buku di hadapannya. Kyuhyun
mengerahkan seluruh kemampuan mata dan otaknya untuk bisa mencari deretan buku
itu secepat yang Ia bisa. Ah, Kyuhyun berpikir kalau Ia akan membakar tempat
ini kalau Ia sudah menemukan buku yang Ia cari.
Kyuhyun menutup mulutnya ketika Ia merasa kalau mual yang
sedari tadi Ia tahan semakin menjadi. Kyuhyun menyandarkan tubuhnya pada rak
buku sembari menutup wajahnya.
“Tidak akan. Buku itu tidak akan bisa aku temukan...” lirih
Kyuhyun frustrasi. Ia menghela nafas berat.
“Mau ku bantu untuk mencari bukunya?”
Kyuhyun menghela nafas berat, “Tida—“ Kyuhyun memutuskan
ucapannya ketika Ia melihat yeoja di
hadapannya sedang tersenyum kecil menatapnya.
Ah, terima kasih
tuhan! Kau telah menurunkan malaikat tercantik untuk membantuku!
Kyuhyun menatap yeoja
di hadapannya setengah terkejut dan bahagia. Jika kalian menajamkan penglihatan
kalian, mungkin kalian dapat melihat bling-bling di mata Kyuhyun.
Yap, yeoja itu
adalah yeoja yang Kyuhyun cintai.
“Buku apa yang kau cari?” Yeoja itu kembali bertanya. Kyuhyun menelan salvianya kasar.
“Ah, a-aku tak tahu tapi buku itu ada di deretan F4-A,”
jawab kyuhun sedikit terbata. Yeoja
di hadapannya terdiam sejenak lalu tersenyum lebar.
Ah, aku bisa mati
bahagia jika terus melihat senyumannya.
“F4-A? Baiklah. Ayo ikut aku!”
Kyuhyun menatap punggung yeoja
di hadapannya sembari memeras seragamnya di daerah dada. Di dalam hatinya Ia
berdoa semoga yeoja itu tidak
mendengar suara detak jantungnya yang sangat cepat dan keras ini.
Yeoja itu
tiba-tiba berbalik lalu menatap Kyuhyun dengan senyum yang bahkan lebih manis
daripada gula.
“F4-A di sini.”
Kyuhyun terdiam sejenak lalu tersenyum kecil membalas
senyuman yeoja di hadapannya itu.
Perlahan Ia menatap deretan buku F4-A lalu Ia menyerit heran.
“Dongeng?”
Yeoja di samping
Kyuhyun itu mengangguk cepat. “Yup! Dongeng. Ah, untuk apa kamu mencari buku di
deretan ini?”
Kyuhyun menatap yeoja
di sampingnya sedikit ragu, “Aku dapat tugas untuk meresensi buku di deretan
ini,” kilahnya. Yeoja itu tersenyum
kecil lalu mengangguk, “Kalau kamu butuh bantuan, aku dengan senang hati
membantumu.”
Kyuhyun membelakan matanya tak percaya, “Kau mau
membantuku?”
“Ne! Aku sangat suka membaca buku, khususnya buku di deretan
ini, jadi jika ada yang tidak kau mengerti tentang dongeng kau bisa tanya
padaku.”
Kyuhyun terdiam sejenak lalu tertawa kecil, “Terima kasih
banyak! Kau pasti akan kewalahan dengan permintaanku nantinya.”
Yeoja itu tertawa
pelan, “Tidak mungkin! Sudahlah ayo kita cari buku yang paling baik untuk kau
resensi!”
.
.
.
“Kurasa dia benar-benar gila sekarang.”
“Sudah kubilang ‘kan kalau dia sudah gila.”
“Mungkin dia kesenangan saja.”
“Kira-kira apa yang terjadi padanya saat di perpustakaan
kemarin ya?”
Keempat namja
tengah berkumpul menjadi satu lingkaran itu menatap bingung satu namja yang tengah cengar-cengir sendiri
di bangkunya. Namja yang kemarin
merengek dan menyumpah serapahi mereka karena mereka tak bisa menemaninya ke
perpustakaan.
Keempat namja yang
merasa bersalah karena tak bisa menemani sahabat mereka itu, terdiam menatap heran
sang sahabat yang menjadi (lebih) gila dari sebelumnya.
Minho perlahan menepuk pundak Kyuhyun. Kyuhyun menatapnya
masih dengan cengiran bodoh di wajahnya.
“Kau gila ya?” Changmin menatap aneh Kyuhyun. Kyuhyun
tertawa lalu menganggukkan kepalanya, “Ya! Aku rasa aku benar-benar gila, Min.”
Ah, tidak. Changmin merinding sekarang. Changmin perlahan
merapat ke arah Jonghyun dan bersembunyi di belakangnya.
“Apa terjadi hal yang bagus, Kyuhyun-ah?” Ryeowook bertanya penasaran. Senyuman Kyuhyun semakin lebar.
“Kalian tahu. Kemarin aku ngobrol banyak dengannya~,”
Kyuhyun berucap ceria sembari memegangi kedua pipinya.
Sekarang giliran Minho yang merinding. Minho perlahan
mengikuti jejak Changmin yang bersembunyi di balik punggung Jonghyun.
“Jinjja? Senangnya! Ah, kenapa kau bisa bicara dengannya Kyuhyun-ah?”
Kyuhyun mengambil tasnya dan mengeluarkan sebuah buku—yang
sontak membuat JongMinChang membelak ngeri.
“Aku beralasan kalau aku harus membuat resensi tentang buku
di deretan F4-A, dan ternyata Ia menawarkan bantuan untukku! Hua, Ryeowook-ie!! Aku senang sekali!” Kyuhyun
memekik senang sekarang.
Kini giliran Jonghyun yang merinding. Jonghyun memeluk
dirinya sendiri takut. Ia tak akan protes ataupun terkejut jika Sungmin atau
Taemin—namja dari kelas sebelah
memekik seperti itu, tapi Kyuhyun!! Ah! Tidak! Jonghyun tak pernah bermimpi
melihat adegan horor seperti ini!
“Apa kamu sudah mengungkapkan perasaanmu, Kyuhyun-ah?”
Senyuman lebar di wajah Kyuhyun perlahan memudar.
Bunga-bunga yang menjadi latar belakang Kyuhyun perlahan layu, mengering dan
jatuh ke tanah. Warna aura Pink di sekitarnya sekarang menggelap menjadi hitam.
Kepalanya perlahan menunduk lemas.
Melihat perubahan aura Kyuhyun, Jonghyun tersenyum lebar
lalu memeluk Ryeowook yang tengah menatap Kyuhyun khawatir.
“Gomawo, telah
mengembalikan Kyuhyun seperti Kyuhyun yang dulu!” Minho berucap terharu sembari
mengusap kepala Ryeowook. Changmin mengacungkan jempolnya ke arah Ryeowook.
“Kamu belum mengucapkannya?”
Kyuhyun mengangguk lemas, Ia menyandarkan kepalanya ke meja
dengan lemas, “Aku tak mendapatkan feel
yang baik.”
“Tapi lebih baik kamu cepat bertindak, Kyu.”
Kyuhyun menatap Changmin bingung, “Apa maksudmu?”
“Tadi pagi aku lihat dia diantar oleh Donghae.”
“Ah! Donghae yang dari eskul atletik itu kan? Aku juga
pernah lihat mereka pulang bareng.”
“Donghae si wakil ketua OSIS ‘kan? Aku sering melihat dia
mendiskusikan sesuatu dengannya.”
Minho menatap Kyuhyun yang sudah membatu—saking shocknya,
itu kasihan.
“Kau harus cepat jika kau tidak ingin kehilangannya.”
Kyuhyun menatap Minho sejenak lalu mengangguk yakin.
“Aku akan bersiap secepat mungkin!” Kyuhyun berucap yakin.
Keempat namja itu menatap Kyuhyun
senang.
“Untuk menembaknya kau pasti memerlukan sesuatu yang
fantastis ‘kan?” Kyuhyun mengangguk membenarkan ucapan Minho. Minho tersenyum
lebar, “Aku punya ide yang fantastis!”
.
.
.
BRUK!!
Kyuhyun terdiam sejenak menatap tumpukan buku di hadapannya
lalu menatap Minho tak mengerti, “Apa ini?”
“Puisi.”
“Ha?”
Minho tersenyum lebar lalu mengambil satu buku dari tumpukan
buku di hadapan Kyuhyun.
“Sesuatu yang fantastis. Tentu saja puisi!”
Kyuhyun sedikit menyerit namun tetap mengangguk membenarkan
ucapan Minho. Minho lalu menaruh beberapa kertas putih dan sebuah pulpen di
hadapan Kyuhyun.
“Tulislah sebuah puisi untuknya. Aku akan menilainya nanti.”
. . .
“Minhooo-ah~, kami
da—,” ucapan Jonghyun terhenti ketika melihat keadaan Minho dan Kyuhyun di
dalam ruang kelas ini. Minho tergeletak lemas di lantai dengan kedua kaki yang
naik ke atas kursi dan wajah yang tertutup buku sedangkan Kyuhyun dengan aura
Pink di sekitarnya sedang menulis dengan berbunga-bunga di antara tumpukan
buku.
“Minho? Apa yang terjadi denganmu?” Minho membuka sebelah
matanya dan menatap Changmin lemas.
“Aku lemas, babo!
Aih, aku tak menyangka Kyuhyun segitu bodohnya dengan urusan puisi.”
“Apa ma—“
“Aku selesai!” Kyuhyun tiba-tiba berteriak memutus ucapan
Changmin. Minho semakin lemas di hadapan Changmin sedangkan Changmin, Jonghyun
dan Ryeowook menatap Kyuhyun penasaran.
“Sejak kapan kalian berada di sini?” tanya Kyuhyun heran.
“Tak penting sejak kapan kami ada di sini. Yang penting
apanya yang sudah selesai?”
“Puisi!”
Baik Changmin, Jonghyun ataupun Ryeowook menatap Kyuhyun tak
percaya. Setelah itu Changmin dan Jonghyun menatap Minho yang tengah dalam
perawatan(?) Ryeowook dengan tatapan yang seolah bicara, ‘Jadi ini ide
fantastismu?’
Kyuhyun berjalan yakin ke tengah kelas lalu menatap mereka.
“Aku akan membacakan ‘maha karya’ku
ini.” Kyuhyun menarik nafas dalam.
“Kau bagaikan pelita di pagi hari... Kau...“ Kyuhyun terus
saja membaca puisi dengan gaya seorang pro yang sebenarnya terlihat bagaikan
anak TK yang di suruh baca puisi. Singkatnya, itu hancur.
“BUAHAHAHAHAHA!!” Changmin tertawa terguling-guling, Jonghyun
tertawa sembari menutup wajahnya di atas meja, Ryeowook terkikik kecil
sedangkan Minho hanya bisa tertawa pelan sembari memeras perutnya yang semakin
lelah karena tawa.
Kyuhyun yang akhirnya selesai membaca puisinya menyerit
heran melihat keadaan teman-temannya.
“Kalian ini kenapa sih?”
Changmin yang tengah tergeletak tak berdaya hanya bisa
menahan tawanya sembari menggeleng pelan. Jonghyun hanya bisa terkikik.
Ryeowook menggigit bibir bawahnya menahan tawa sedangkan Minho, Ia semakin
lemas dari yang tadi.
“Kyu... kkk... aku sarankan kau mengganti ke cara lain.” Jonghyun
berucap di tengah tawanya, Kyuhyun memiringkan kepalanya.
“Kau terlihat seperti sedang melawak daripada membaca puisi,
babo!” Changmin berkata lemas sembari
menghapus air matanya yang mengalir saking gelinya dia. Kyuhyun nyaris saja
menendang Changmin kalau Ryeowook tidak menyetujui ucapan Changmin.
Kyuhyun menghela nafas berat, “Lalu apa yang harus aku
lakukan?”
Jonghyun mendongkak menatap Kyuhyun lalu tersenyum kecil,
“Aku ada ide!”
...
“Aku suka idemu Hyun-ah!”
Jonghyun tersenyum lebar mendengar ucapan Kyuhyun. Kyuhyun
menatap antusias ke sekeliling ruang musik.
“Sesuatu yang romantis tentu saja musik yang manis ‘kan?”
Kyuhyun mengangguk menyetujui ucapan Jonghyun.
“Kau benar-benar cerdas Hyun-ah!”
Jonghyun tertawa kecil lalu duduk di sebuah bangku kecil di
dekat dinding. “Mainkan saja apa yang kau mau. Aku akan menilaimu dari sini.”
...
“Hyun-ah, kam—“
CTAS! CTAS! JREEENG!!
Minho, Changmin dan Ryeowook yang baru saja ingin masuk ke
ruang musik langsung menutup kedua telinganya ketika suara memekakan telinga
terdengar keras saat Minho membuka pintu ruang musik.
Dengan kedua tangan yang masih setia menutupi telinga
masing-masing, mereka perlahan masuk ke dalam ruang musik. Kyuhyun terlihat
asik memainkan gitar di tangannya sedangkan Jonghyun terlihat sedang duduk di
sudut ruangan sembari komat-kamit dengan earphone
yang terpasang di telinganya.
“Hoy! Hyun-ah! Apa
yang terjadi di sini?” tanya Minho sedikit berteriak. Jonghyun mendongkak lalu
tersenyum miris.
“DIA SANGAT PARAAAH!!!” Jonghyun berteriak frustrasi sembari
menekan earphone di telinganya.
Minho, Changmin dan Ryeowook menatap Kyuhyun tak mengerti.
“KYUHYUN BISAKAH KAU BERHENTI!?” Changmin berteriak geram.
Ia tak mau telinganya tuli seketika hanya karena permainan gitar Kyuhyun.
Kyuhyun yang akhirnya sadar akan kehadiran ketiga sahabatnya
yang lain segera menghentikan permainannya. Keempat namja yang ada di sana menghela nafas lega ketika Kyuhyun selesai
bermain.
“Ah! Untung kalian ada di sini. Aku akan memainkan lagu
untuk kalian! Nanti kalian nilai ne!”
Keempat namja yang
sempat tenang itu kembali menahan nafas panik.
“Ja—“
JREEENG!
“KYUHYUN-ah!!
BERHENTIIII!!!” Kyuhyun tersentak saat mendengar pekikan suara Ryeowook.
Kyuhyun, Minho, Changmin dan Jonghyun menatap bingung Ryeowook yang tengah
mengatur nafasnya.
“Lebih baik kau tidak menggunakan cara ini,” ucap Ryeowook
dengan nafas yang tersenggal.
“Wae?” tanya
Kyuhyun tak mengerti.
“Kau mau membuat kuping yeoja
itu tuli gara-gara permainanmu ‘hah?” Changmin memekik kesal sembari meniupkan
udara ke kepalan tangannya lalu setelah itu Ia taruh kepalan tangannya di
kupingnya.
“Ap—,”
“Benar kata Changmin, Kyu. Permainanmu terlalu sadis untuk
diperdengarkan.” Minho memotong ucapan Kyuhyun cepat, Kyuhyun menatap Minho
lalu mendengus kesal.
“Lalu aku harus apa lagi?” tanya Kyuhyun lemas. Ia bersandar
pada dinding di belakangnya sembari menyilangkan tangannya.
“Bagaimana kalau yang manis?”
Kyuhyun, Minho, Jonghyun dan Changmin menatap Ryeowook
bingung.
“Manis?” tanya mereka bersamaan. Ryeowook hanya tersenyum,
“Percayakan padaku!”
. . .
“FOOD~ CAKE~” Changmin berteriak histeris
ketika Ryeowook mengeluarkan beberapa bahan makanan di ruang praktek memasak.
“Kenapa kau ada di sini?” tanya Kyuhyun tak suka pada Changmin
yang mengekori Ryeowook.
“Di mana ada makanan di situ ada Changmin!” Changmin berucap bahagia sembari mengambil
sebuah stroberi dari mangkuk yang dipegang Ryeowook.
“Kau hanya akan menghabiskan bahan makanan di sini,” keki
Kyuhyun sembari mendengus kesal, Changmin yang sedang berkencan dengan
buah-buahan tak mempedulikan ucapan Kyuhyun. Ryeowook tertawa kecil melihat
reaksi Kyuhyun.
“Ngomong-ngomong kenapa kau mengajakku ke sini?” Ryeowook
menatap Kyuhyun lalu tersenyum kecil.
“Kita akan membuat Cake.”
“Kenapa Cake?”
“Karena yeoja suka
yang manis.” Kyuhyun mengangguk pelan, Ia menatap Ryeowook lalu mulai tersenyum
lebar.
“Baiklah! Ayo kita buat cake!
Bantu aku ya, Ryeowook-ie!”
“Ne!”
. . .
“Hey, Hyun-ah.
Kira-kira apa kericuhan yang akan terjadi hari ini?”
Jonghyun menatap Minho yang tengah bergidik ngeri di
sampingnya lalu tertawa kecil. “Tenang saja. Karena kali ini Ryeowook-ie yang mengurus, kupikir tak akan
terjadi hal yang buruk.”
Minho menatap Jonghyun sejenak lalu tersenyum kecil, “O,ya!
Karena Ryeowook yang menjaga pasti akan baik-baik sa—“
DUAR!!
Ucapan Minho terpotong ketika suara ledakan terdengar. Minho
dan Jonghyun saling berpandangan lalu menelan salvia mereka. Kedua pasang mata itu kini menatap asap tipis yang
mulai keluar dari sela-sela pintu ruang memasak yang sedikit terbuka.
“Ah... tidak...”
Dengan paniknya mereka berdua segera berlari dan membuka
pintu ruang memasak dengan kasar. Kepulan asap tipis menyambut mereka berdua
sebelum dorongan kuat membuat mereka berdua terdorong keluar.
Minho dan Jonghyun meringis perih ketika punggung mereka
menyapa lantai dengan kasar di tambah beban berat di atas mereka. Minho dan Jonghyun
menatap sesuatu di atas mereka dengan sedikit meringis.
Berbeda dengan Jonghyun yang melihat Buntaran hitam di
atasnya, Minho melihat tumpukan makanan di atasnya.
“Huaa!! Hyun-ieee!!”
Buntaran hitam itu akhirnya mendongkak menatap Jonghyun. Jonghyun sedikit
tersenyum kikuk melihat wajah penuh tepung di hadapannya.
“Ryeowook-ie?”
“Huue!! Helamahan hahanan uh, Mihoo!!” kini giliran tumpukan
makanan di atas Minho yang bergerak. Minho menganga kaget melihat wajah
Changmin yang juga penuh tepung dengan mulut yang terisi penuh di hadapannya.
“C-Changmin?”
Perlahan Ryeowook dan Changmin turun dari atas tempat
pendaratan(?)nya. Jonghyun dan Minho mendudukan tubuhnya dan saling menatap
satu sama lain sebelum menatap kedua namja
penuh tepung di hadapan mereka.
“Jadi apa yang terjadi?” Minho menatap kedua namja di hadapannya itu heran.
Ryeowook yang setengah menutup wajahnya menunjuk ruang
memasak di belakangnya, “Bagaimana aku harus membereskan ruangan itu?” Ryeowook
menggeleng frustrasi lalu semakin menyembunyikan wajahnya di kedua tangannya.
“Kyuhyun berniat menghancurkan kekasihku!” adu Changmin
kesal, Ia memeluk tumpukan makanan di sampingnya posesif. Minho dan Jonghyun
kembali saling memandang satu sama lain lalu menghela nafas berat.
“Jadi, Kyuhyun menghancurkan ruang memasak?” tanya Jonghyun
lemas yang di balas anggukan dari Changmin dan Ryeowook.
Minho dan Jonghyun menghela nafas berat lagi, mereka berdua
lalu berdiri dan mengintip dari pintu ruang memasak yang terbuka.
Minho menyerit lalu mendesis pelan, “Benar-benar hancur
ternyata.”
Ruang masak yang awalnya sangat bersih itu kini penuh dengan
tepung, bahkan bisa di lihat adonan setengah jadi menempel di atap, dinding dan
kaca ruang memasak. Telur yang pecah berserakan di lantai dan jangan lupakan
bahan makanan yang menghiasi seluruh ruangan. Mungkin hanya kata ‘Hancur
lebur’-lah yang mampu mendeskripsikan kondisi ruang memasak itu.
Di tengah kehancuran ruangan itu sosok biang keladi dari
kehancuran ruangan ini terlihat sedang sibuk dengan oven di hadapannya. Jonghyun
dan Minho menyerit bingung.
Bagaimana bisa dia tak
sadar dengan kehancuran keadaan di sekitarnya dan masih saja berkecimpung
dengan kegiatan memasaknya itu? Ah entahlah, hanya tuhan dan dirinya yang
tahu.
“KyuHyun-ah,
sedang apa kau?” Jonghyun perlahan berjalan mendekati Kyuhyun. Minho, Ryeowook
dan Changmin mengekori Jonghyun.
Kyuhyun yang baru saja mengeluarkan ‘maha karya’nya dari oven, mendongkak menatap Jonghyun lalu
tersenyum.
“Sejak kapan kalian berdua di sini?” tanyanya sembari
melirik Minho yang tengah memasang wajah panik di belakang Jonghyun.
“Tidak penting sejak kapan kami berada di sini. Tapi yang
terpenting... ini apa?” Jonghyun menunjuk sesuatu yang baru saja di keluarkan
Kyuhyun ngeri.
“Tentu saja ini kue, kau kira apa lagi?”
“Kue?” Jonghyun dan Minho berucap bersamaan sembari menatap ‘maha karya’ Kyuhyun ngeri. Benda hitam
yang diakui Kyuhyun sebagai kue itu sama sekali tak menyerupai kue, nyerempet bentuk kue saja tidak!
Bagaimana bisa di kue terdapat kepala ikan gosong menyembul dari dalam dan
bentuknya saja segi enam tak beraturan(?) bahkan sedikit gepeng.
“Silakan coba!” Kyuhyun dengan semangat 45 memberikan sendok
ke Minho dan Jonghyun.
“Jangan coba kalau kalian tidak mau mati keracunan,” bisik
Changmin di tengah Minho dan Jonghyun. Ryeowook hanya bisa mengibaskan tangan
dan menggelengkan kepala mencegah Minho dan Jonghyun agar tidak mencobanya.
Yah, walaupun tanpa mereka peringatkan juga Minho dan Jonghyun tak akan mau
memakan racun berkedok kue di hadapan mereka.
“KyuHyun-ah,
sebaiknya kau tidak membuatkan apapun untuknya!” Minho dan Jonghyun berucap
frustrasi sembari mendorong racun—kue di hadapan mereka menjauh dari hadapan
Kyuhyun.
“Heh? Wae?”
“KAU PIKIR KELAKUANMU YANG TELAH MEMBAHAYAKAN NYAWA
KEKASIHKU BISA MEMBAHAGIAKAN YEOJA
ITU!?” Changmin berteriak geram di belakang Minho dan Jonghyun. Changmin
benar-benar kesal terhadap Kyuhyun yang telah membuat nyawa
kekasih-kekasihnya(Red. Makanan) melayang begitu saja.
“YAK! APA MAKSUDMU ‘HAH!?” Kyuhyun balas berteriak. Ia tidak
terima kalau usahanya di anggap remeh oleh Changmin. Changmin menunjuk
sekitarnya, “Lihat sekelilingmu, babo!
Kau kira ini gara-gara siapa!? Kau! Kau yang buat kericuhan ini!”
“Kan aku yang berbuat kenapa harus kau yang keki!?” Kyuhyun
mendengus kesal. Oke, perempatan muncul di dahi Changmin.
“KARENA AKU JUGA MERASAKAN IMBASNYA, BABO!! Bukan hanya aku, tapi Minho, Jonghyun bahkan Ryeowook juga
jadi repot karena masalahmu!” Changmin menunjuk Minho, Jonghyun dan Ryeowook
bergantian.
“Apa maksudmu berkata seperti itu?” Kyuhyun menyerit bingung
tak mengerti ucapan Changmin. Changmin mendecak kesal.
“Puisi, Kami semua mati lemas gara-gara lawakanmu! Musik,
kami bahkan harus mohon maaf dengan anggota eskul musik gara-gara alat-alat
musik yang hampir kau rusakkan! Dan sekarang! Lihat sekitarmu! Gara-gara kau,
kami jadi harus kerja bakti untuk membereskan ruangan ini! Dan sialnya kau tak
pernah ada di setiap kami susah! Kau ini benar-benar... hisk...” Changmin
mendesis kesal lalu mengurut dahinya. Changmin memang selalu meledak di setiap saat makanan yang
sangat Ia cintai itu terancam, tapi Kyuhyun tak menyangka kalau ledakan
Changmin kini benar-benar menamparnya. Kyuhyun terperangah sejenak lalu menatap
Minho, Jonghyun dan Ryeowook.
“Benarkah apa yang Changmin katakan?” tanyanya pelan, nada
bersalah jelas terasa dari suaranya.
Minho, Jonghyun dan ryewoook menatap Kyuhyun miris lalu
mengangguk pelan. Kyuhyun semakin tersentak. Ia mengepalkan tangannya kuat.
Memang benar sehabis kejadian membuat puisi dan memainkan alat musik Ia
langsung pulang ke rumah tanpa menunggu ke empat sahabatnya itu.
“A-aku mohon maafkan aku.” Kyuhyun menunduk 90 derajat di
hadapan Changmin, Minho, Jonghyun dan Ryeowook.
“Aku memang bukan sahabat yang baik bagi kalian. Padahal
kalian sudah rela membantuku tapi aku malah membuat kalian susah dan parahnya
aku malah tak ada di sisi kalian untuk membantu kalian membereskan masalah
akibat perbuatanku. Aku mohon maafkan aku!” Kyuhyun semakin menunduk dan
memeras tangannya. Ia menggigit bibirnya kuat siap-siap jika keempat temannya
itu tak mau memaafkannya.
Puk.
Kyuhyun mendongkak menatap takut Minho yang tersenyum
padanya.
“Sudahlah. Kami memaafkanmu.” Minho berucap pelan, Kyuhyun
terhenyak lalu menatap Jonghyun, Ryeowook dan Changmin yang tersenyum kecil ke
arahnya.
“Tapi aku kan...”
“Kalau kau tak mau di maafkan ya su—“
“Eh! Tidak! Tentu aku mau di maafkan!” Kyuhyun memotong
ucapan Changmin dan menatap tak terima ke arah Changmin yang tengah menyeringai
ke arahnya.
“Tapi sepertinya aku terlalu salah untuk di maafkan dengan
mudahnya oleh kalian.” Kyuhyun menunduk merasa bersalah.
“Tapi sahabat memang harus saling memaafkan ‘kan?” Kyuhyun
mendongkak menatap Jonghyun yang tersenyum lembut di hadapannya.
Kyuhyun perlahan tersenyum kecil, “Terima kasih banyak!
Kalian memang sahabat terbaikku.”
Tawa pelan keluar dari mulut Jonghyun, Minho, Ryeowook dan
Changmin sehabis mendengar ucapan Kyuhyun tadi.
“Sekarang bagaimana kalau kalian membantuku membereskan
kericuhan di sini?” ucap Ryeowook sembari menatap sekelilingnya.
“Tentunya kau harus membantu kami, KyuHyun-ah.”
Kyuhyun tersenyum, “Ah! Padahal baru saja aku ingin kabur
dari sini!” ucapnya lalu tertawa. Changmin menjitak kepala Kyuhyun yang sontak
membuat tawa renyah memenuhi ruangan memasak ini.
. . .
“Apa kau menyerah untuk menyatakan perasaanmu dengan
spesial, KyuHyun-ah?”
Kyuhyun yang tengah mengadah menatap langit beralih menatap Jonghyun.
Kyuhyun menghela nafas berat.
“Aku tidak menyerah. Hanya saja aku tidak punya ide, dan ide
dari kalian ‘pun sudah terbukti 100 persen gagal ‘kan?”
“Kau benar,” Minho menghela nafas berat sembari menendang
kerikil yang ada di dekatnya.
“Kenapa kau tidak mencoba mengungkapkan perasaanmu dengan
cara biasa?” Kyuhyun melirik Ryeowook yang menatapnya penasaran.
“Tidak. Itu bukan gayaku, Ryeowook-ie.”
“Cih, gaya apaanya? Kau saja sudah jadi OOC semenjak
kasmaran masih mikirin gaya,” Changmin meremehkan sembari mengunyah permen
karetnya. Kyuhyun sejenak mendelik menatap Changmin sebelum akhirnya menghela
nafas berat. Semua yang dikatakan oleh Changmin memang benar, jadi Kyuhyun tak
bisa mengelak kali ini.
“Ah, ngomong-ngomong sudah lama kita tidak pulang bareng
seperti ini, ne?” Jonghyun tertawa
pelan sembari menatap langit yang semakin menguning.
“Kau benar. Terakhir kita pulang bareng saat kelas satu, ne?” Minho menatap lurus jalan di
hadapannya sembari mengenang masa lalu mereka.
“Saat kelas dua kita sibuk dengan kegiatan masing-masing,”
Changmin menghela nafas berat lalu membuang permen karet di mulutnya ke tong
sampah di sampingnya.
“Hum, Aku dengan kegiatan OSIS, Jonghyun dan Minho dengan
olimpiade, Kyuhyun yang berusaha menghindari FGnya dan Changmin dengan kegiatan
kencannya dengan makanan,” Ryeowook terkikik pelan sembari melirik Changmin
yang tengah membuka bungkus keripik kentang.
Kyuhyun tersenyum kecil lalu melirik danau yang tengah
mereka lalui. Ia menghentikan langkahnya lalu menatap danau itu. Keempat namja lainnya menatap Kyuhyun bingung.
“Kenapa berhenti?”
Kyuhyun tertawa kecil, “Kalian ingat kita sering main ke
sini?”
“Ah, danau ini ya... nostalgia yang manis eoh~” Jonghyun
terkikik pelan sembari menikmati hembusan angin yang menerpa tubuhnya.
“Saat kecil kita sering main pahlawan-pahlawanan di sini,”
Minho menyegerakan tubuhnya seperti gerakan pahlawan yang mereka sukai saat
kecil. Changmin tertawa pelan dengan mulut yang penuh dengan keripik.
“Yang paling lucu, ingat tidak saat ada Nunna cantik yang kita suka?” Changmin berucap sembari mengunyah
keripik di mulutnya.
“Ah! Aku ingat itu! Saat itu aku ingat pasti Minho-ya membuat buket bunga dari bunga-bunga
yang tumbuh di sekitar danau ‘kan?” Ryeowook setengah tertawa menatap Minho
yang mukanya memerah.
“Hish! Hanya cara itu yang terpikirkan olehku! Aku ingin
romantis seperti pangeran-pangeran di buku dongeng tau!” Minho mendumal kesal.
Sejenak Kyuhyun tersenyum dan tertawa mendengar celotehan
keempat temannya. Namun ketika mendengar kata pangeran Kyuhyun terdiam. Dengan
cepat Ia menggenggam bahu Minho.
“Apa yang kau ucapkan tadi?” tanya Kyuhyun cepat.
“Ha?”
Kyuhyun mengacak rambutnya, “Itu lho yang pangeran-pangeran
itu!”
“Ho? Aku ingin romantis seperti pangeran-pangeran di buku
dongeng?”
Kyuhyun menjentikan jarinya, “Nah itu! cara apa yang kau
lakukan agar terlihat seperti pangeran?”
“Merangkai bunga dari bunga-bunga yang tumbuh di sekitar
danau.”
Kyuhyun terdiam sejenak, Ia menaruh tangannya di bawah
dagunya ketika Ia berpikir. Tak lama senyuman pun terpampang di wajah
rupawannya.
“Aku ada ide!”
. . .
Namja berambut
ikal itu menggigit bibir bawahnya kuat. Ia sama sekali tak mempedulikan tatapan
kagum dari yeoja-yeoja yang tengah meliriknya, Ia terlalu panik akan urusannya
sehingga tak mau ambil pusing oleh tatapan yeoja-yeoja itu.
“Kyu! Bersiaplah!”
Cho Kyuhyun—namja
ikal itu menahan nafasnya ketika Minho yang bertugas memantau di luar
memberinya komando. Kyuhyun memejamkan matanya lalu menarik nafas dalam ketika
sosok yang di tunggunya muncul perlahan dari balik tembok sekolah.
“Yosh! Fighting!”
. . .
Hembusan angin kuat yang menerbangkan kelopak-kelopak mawar
merah ke arahnya saat Ia baru saja menginjakkan kakinya memasuki gerbang
sekolah membuat yeoja itu terperangah
tak percaya. Ia sibuk menatap kelopak-kelopak mawar yang seolah menghujaninya
itu kagum. Yeoja itu tersenyum senang
sembari mengadahkan tangannya untuk menggapai salah satu kelopak yang
menyapanya.
Ia menggenggam kelopak mawar itu lembut ketika dawai gitar
yang lembut perlahan terdengar. Ia menyerit bingung sembari menatap ke
sekelilingnya. Dari mana kelopak dan
suara gitar ini berasal?
Seolah tak puas membuat yeoja
itu menyerit heran, sosok namja yang
di kenalnya perlahan terlihat. Yeoja
itu sedikit memicingkan pengelihatannya untuk memastikan wajah namja tersebut.
“Kyuhyun-ah?”
Namja itu—Cho
Kyuhyun tersenyum simpul melihat raut keterkejutan yeoja yang kini tengah menjadi pusat perhatian seluruh sekolah.
Neomu neujeoseo tto mianhaeyo
Ijen nan malhalkeyo
Rona merah menjalar alami ke seluruh wajahnya ketika melihat
Kyuhyun semakin mendekatinya. Tanpa dipikir dua kali Ia juga mengerti kalau namja di hadapannya itu berniat untuk
mengungkapkan perasaannya padanya.
Baby everyday you make nae gyeothe isseojul
Sesang gemueotboda sojunghan seonmul
Geudaemanui sarangingeol yaksokhaeyo
Yeoja itu
menggenggam ujung seragamnya panik. Rona merah dan detak jantungnya semakin
menjadi ketika Kyuhyun kini sudah berdiri tepat di hadapannya.
Kyuhyun tersenyum geli ketika melihat rona merah menjalar
bahkan sampai telinga yeoja di
hadapannya.
Yes I do I can’ t stop loving you
Setelah lirik tersebut Kyuhyun nyanyikan, Kyuhyun segera
berpose seperti seseorang yang ingin melamar sembari mengeluarkan sebuket besar
mawar merah ke arah yeoja itu.
“Would you be My girl friend?”
Yeoja itu menganga
saking terkejutnya, namun detik selanjutnya senyum manis terpati indah di
wajahnya.
“Yes! I do!”
. . .
The End
. . .
Mianhae!!!
*berlindung di balik Minho*
Mianhae Kyuhyun-ah
jadi OOC banget di sini, mian ne kyunie~ *puppy eyes*
Yeah, alur kecepetan, gajelas, hancur, weird... yeah, yeah,
i know... #lemes.
Saya gak tau kenapa tiba-tiba kepikiran buat FF kaya gini
saat saya baru selesai lihat MV Man In Love (Jap ver)-nya Infinite, mungkin karena
saya kesemsem(?) sama ke unyuan SungKyu jadi ide ini mendadak muncul? Yeah! Mungkin
karena itu~ *gak nyambung*
Oya, ini kali pertama saya menulis karakter
Bias+Fan/OC/Yeoja selama saya menginjak dunia K-FF. Jadi, Jeongmal mianhaeyo kalor feelnya ga dapet. Saya lebih
jago nulis BL daripada kaya gini /kicked.
Tapi sehancur-hancurnya FF ini saya mohon komentar reader
semua, biar saya tau kalau karya saya di baca dan saya ada mood lagi buat nulis
yang seperti ini ><
Last,
Please Comment! ^^
X.o.X.o
HanRae
Hai thor slm kenal q reader baru....Hahaha kyu parah bgt klo jth cinta v ceritanya manis hehehe....karkter kyu ga kyk biasanya...:D dan bwt sahbt2nta kyu salut bwt mrka bisa sbar ngadepin kyu yg rada gila haha...good ff thor
ReplyDelete