1 Page Project
entry 2 : Hujan
Aku mendongkak menatap langit yang tengah menangis. Aku
masih terdiam di tempatku berdiri tanpa memperdulikan tetesan hujan membasahi
seluruh tubuhku.
“Ini lebih baik” gumamku di tengah guyuran hujan yang
menyamarkan lelehan air mataku.
“Kau mengerti ‘kan?” sosokmu kembali berucap. Aku kembali
menatapmu, aku tersenyum kecil kala melihatmu yang tersenyum lebar walaupun
keadaan tubuhmu tak berbeda jauh dari ku.
Sosokmu yang mungil itu tetap berdiri teguh di bawah guyuran
hujan. Kau tetap tersenyum tak memperdulikan sepatumu, celana jeans mu,
jaketmu, dan kerudungmu yang basah kuyup karena hujan.
“Hey! Jangan melamun!” Kau menjentikan jarimu tepat di
hadapan wajahku yang sontak membuatku sadar dari lamunanku.
Aku kembali tersenyum. “Kau tak kedinginan? Berteduh saja
sana,” ucapku sembari membetulkan letak jaketnya. Ia mengerucutkan bibirnya
lucu, “Harusnya kamu juga bertanya pada dirimu sendiri. Kau ‘kan lebih dulu
berdiri di sini daripada aku.”
Aku terkekeh pelan lalu kembali mendongkak menatap langit
yang masih bersedih.
“Kau… menangis?” ucapmu sembari menyentuh pipiku yang
kembali terhiasi oleh air mata.
“Hung … mungkin,” kataku sembari memejamkan mata,
menyamankan diri dalam sentuhan tanganmu.
“Kamu tidak sendirian kok,” katamu lembut sembari memegang
kedua pipiku dengan tangan mungilmu. Aku membuka mata ketika kau menarik kedua
sudut bibirku.
“Tersenyumlah!” ucapmu sembari tersenyum lebar. Aku
menggenggam kedua tanganmu sembari menatap tepat ke bola matamu.
“Aku menyayangimu.” Wajahmu sontak memerah mendengar
ucapanku. Kau menunduk malu tak berani menatapku.
Aku terkekeh pelan lalu menarikmu pergi untuk berteduh,
namun baru beberapa langkah kau kembali terdiam. Aku menatapmu bingung.
“Ada apa?” tanyaku. Kau menatapku dalam lalu menggelengkan
kepalamu pelan, kau kembali tersenyum. “Kamu tidak sendirian kok. Ada aku di sini,” katamu sembari
tersenyum manis.
Aku memejamkan mataku sejenak lalu kembali menatapmu, “Aku
mengerti.”
Kau tersenyum lebar lalu menarikku pergi, “Aku juga
menyayangimu!” teriaknya tiba-tiba yang sontak membuatku tersentak tak percaya.
Kau menatapku sembari tertawa pelan yang mau tak mau membuatku ikut tertawa.
0 comments:
Post a Comment