March 14, 2013

1pg - Hujan


1 Page Project

entry 2 : Hujan


Aku mendongkak menatap langit yang tengah menangis. Aku masih terdiam di tempatku berdiri tanpa memperdulikan tetesan hujan membasahi seluruh tubuhku.

“Ini lebih baik” gumamku di tengah guyuran hujan yang menyamarkan lelehan air mataku.

“Kau mengerti ‘kan?” sosokmu kembali berucap. Aku kembali menatapmu, aku tersenyum kecil kala melihatmu yang tersenyum lebar walaupun keadaan tubuhmu tak berbeda jauh dari ku.

Sosokmu yang mungil itu tetap berdiri teguh di bawah guyuran hujan. Kau tetap tersenyum tak memperdulikan sepatumu, celana jeans mu, jaketmu, dan kerudungmu yang basah kuyup karena hujan.

“Hey! Jangan melamun!” Kau menjentikan jarimu tepat di hadapan wajahku yang sontak membuatku sadar dari lamunanku.

Aku kembali tersenyum. “Kau tak kedinginan? Berteduh saja sana,” ucapku sembari membetulkan letak jaketnya. Ia mengerucutkan bibirnya lucu, “Harusnya kamu juga bertanya pada dirimu sendiri. Kau ‘kan lebih dulu berdiri di sini daripada aku.”


Aku terkekeh pelan lalu kembali mendongkak menatap langit yang masih bersedih.

“Kau… menangis?” ucapmu sembari menyentuh pipiku yang kembali terhiasi oleh air mata.

“Hung … mungkin,” kataku sembari memejamkan mata, menyamankan diri dalam sentuhan tanganmu.

“Kamu tidak sendirian kok,” katamu lembut sembari memegang kedua pipiku dengan tangan mungilmu. Aku membuka mata ketika kau menarik kedua sudut bibirku.

“Tersenyumlah!” ucapmu sembari tersenyum lebar. Aku menggenggam kedua tanganmu sembari menatap tepat ke bola matamu.

“Aku menyayangimu.” Wajahmu sontak memerah mendengar ucapanku. Kau menunduk malu tak berani menatapku.

Aku terkekeh pelan lalu menarikmu pergi untuk berteduh, namun baru beberapa langkah kau kembali terdiam. Aku menatapmu bingung.

“Ada apa?” tanyaku. Kau menatapku dalam lalu menggelengkan kepalamu pelan, kau kembali tersenyum. “Kamu tidak sendirian kok. Ada aku di sini,” katamu sembari tersenyum manis.


Aku memejamkan mataku sejenak lalu kembali menatapmu, “Aku mengerti.”

Kau tersenyum lebar lalu menarikku pergi, “Aku juga menyayangimu!” teriaknya tiba-tiba yang sontak membuatku tersentak tak percaya. Kau menatapku sembari tertawa pelan yang mau tak mau membuatku ikut tertawa.

“Ya, ada kau di sini. Selalu di sini. Di dalam hatiku.”

0 comments:

Post a Comment